Impuls dan Momentum (materi fisika kelas 10)
Salah satu materi fisika kelas 10 di semester 2 adalah impuls dan memomentum. Banyak siswa yang merasa kesulitan ketika belajar materi fisika satu ini, oleh karena ini disini saya mencoba membantu memberikan penjelasan tentang impuls dan momentum. Materi ini saya tulis sesuai dengan apa yang saya pahami dan dengan gaya penulisan seperti ini. Selamat menikmati
Perhatikan kedua gambar di atas, pada gambar 1a untuk menahan dan menghentikan bola yang melaju dengan kencang, seorang pemain sepak bola harus menggunakan gaya yang cukup besar dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan pada gambar 1b seorang pemain kriket yang memberikan gaya kepada bola (memukul) dalam waktu yang singkat, maka bola yang awalnya bergerak mendekati pemain tersebut akan berubah arah sehingga bergerak menjauhinya.
Luasan daerah di bawah grafik gaya terhadap waktu di atas sama dengan luas daerah di dalam persegi (warna merah) yang merupakan hubungan antara gaya impulsif rata-rata dengan waktu. Hasil perkalian antara gaya impulsif rata-rata dengan selang waktu disebut dengan impuls.Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan istilah momentum untuk menyatakan suatu keadaan atau kondisi tertentu. Akan tetapi dalam ilmu fisika, momentum memiliki makna tersendiri, momentum didefinisikan sebagai hasil perkalian antara massa (besaran skalar) dan kecepatan (besaran vektor) yang disimbolkan dengan P. Secara matematis dapat ditulis
Keterangan :
Berdasarkan persamaan tersebut, kita dapat menentukan besarnya perubahan momentum yang terjadi pada bola ketika bola mendapatkan gaya sebesar F dalam selang waktu tertentu (dari t1 ke t2) seperti berikut
∆p =p2 - p1
IMPULS dan MOMENTUM
Perhatikan kedua gambar di atas, pada gambar 1a untuk menahan dan menghentikan bola yang melaju dengan kencang, seorang pemain sepak bola harus menggunakan gaya yang cukup besar dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan pada gambar 1b seorang pemain kriket yang memberikan gaya kepada bola (memukul) dalam waktu yang singkat, maka bola yang awalnya bergerak mendekati pemain tersebut akan berubah arah sehingga bergerak menjauhinya.
Kedua kegiatan di atas memiliki persamaan yakni keterkaitan antara gaya, perubahan kecepatan serta waktu. Bagaimana pengaruh gaya dapat membuat benda yang awalnya bergerak menjadi diam dalam waktu yang singkat, atau mengubah arah gerak benda? Manfaat apalagi yang bisa dirasakan setelah mengetahui keterkaitan antara gaya, perubahan kecepatan, serta waktu?. Oleh karena itu mari kita pelajari materi ini dengan antusias
Impuls dan Momentum
Impuls
Ketika sebuah gaya bekerja dalam selang waktu tertentu pada sebuah benda (gaya ini termasuk gaya kontak dan disebut gaya impulsif) akan memberikan dampak terhadap gerak benda. Semakin lama gaya tersebut bekerja maka dampak yang diberikan terhadap benda juga akan semakin besar. Dampak ini dapat terlihat berupa benda yang awalnya diam menjadi bergerak, benda yang bergerak dapat berhenti, benda yang bergerak dapat semakin cepat atau semakin lambat.
Gaya impulsif yang bekerja pada benda besarnya berubah-ubah dalam waktu tertentu yang dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 2. Grafik hubungan gaya terhadap waktu
Keterangan :
I : impuls (Ns)
F : gaya impulsif rata-rata (N)
Δt : selang waktu (s)
(Δt = t2 – t1)
Jika gaya yang bekerja besarnya konstan, maka besar gaya tersebut sama dengan rata-rata gayanya. Impuls merupakan hasil kali antara besaran vektor (gaya) dengan besaran skalar (waktu) sehingga impuls merupakan besaran vektor yang memiliki arah sama dengan arah gaya impulsifnya.
Berdasarkan persamaan di atas, kita dapat mengetahui bahwa besar gaya impulsif berbanding terbalik dengan selang waktu yang artinya semakin besar selang waktunya maka gaya impulsifnya akan semakin kecil.
Momentum
Keterangan :
p : momentum (kg.m.s-1)
m : massa (kg)
v : kecepatan (m.s-1)
persamaan di atas, mengingatkan kita pada persamaan energi kinetik (Ek = ½mv2), hal ini menunjukkan bahwa momentum memiliki hubungan dengan energi kinetik yakni sama-sama terdapat pada benda yang bergerak. Kedua persamaan ini dapat dihubungkan seperti berikut iniPersamaan di atas, biasanya digunakan untuk kecepatan yang tinggi seperti gerak partikel-partikel. Perbedaan mendasar antara momentum dan energi kinetik yakni momentum termasuk besaran vektor sedangkan energi kinetik termasuk besaran skalar.
Ingat :
Momentum termasuk besaran vektor dengan arah yang sama dengan arah kecepatan gerak benda, sehingga dalam menentukan total momentum perlu diperhatikan arah geraknya dan diselesaikan dengan konsep vektor.
Keterkaitan antara hukum II Newton, impuls, dan momentum
Gambar 3. Tongkat memukul bola
(sumber : fundamentals of physics)
Sebuah bola yang bergerak menuju tongkat pemukul dan kemudian dipukul (diberi gaya), jika gaya yang diberikan kepada bola cukup besar (perhatikan gambar 3), maka bola dapat semakin pelan, berhenti atau bahkan berbalik arah. Hal ini menunjukkan bola mengalami perubahan kecepatan sehingga hukum II newton pada bola dapat ditulisBerdasarkan persamaan tersebut, kita dapat menentukan besarnya perubahan momentum yang terjadi pada bola ketika bola mendapatkan gaya sebesar F dalam selang waktu tertentu (dari t1 ke t2) seperti berikut
∆p =p2 - p1
Persamaan di atas dikenal sebagai hubungan impuls – momentum
“impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami benda tersebu, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum awalnya”
Salah satu contoh penerapan hubungan impuls – momentum adalah ketika dua buah truk yang satunya kosong dan satunya memiliki muatan sehingga massanya dua kali massa truk kosong dan keduanya melaju dengan kecepatan yang sama yakni 48 km/jam seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.Gambar 4. Dua truk berbeda massa yang melaju dengan kecepatan sama
(sumber : holt physics)
Truk yang menangkut barang memiliki momentum dua kali lebih besar daripada truk yang kosong, hal ini akan berpengaruh jika keduanya ingin berhenti di tempat yang sama. Jika gaya rem kedua truk sama maka waktu yang dibutuhkan oleh truk bermuatan untuk berhenti 2 kali lebih lama daripada truk yang kosong sehingga ia memerlukan jarak yang lebih jauh dari awal pengereman untuk mencapai titik pemberhentian.
Selain itu hubungan impuls dan momentum ini juga banyak diterapkan untuk mereduksi dampak yang dialami benda ketika bertumbukan. Perhatikan gambar berikutKedua telur dijatuhkan dari ketinggian yang sama dari keadaan diam seperti yang terlihat pada Gambar 5 di atas, terlihat perbedaan antara keduanya gambar 5a telur pecah ketika mencapai dasar bidang (piring) sedangkan gambar 5b telur tetap utuh ketika mencapai dasar (bantal). Ketika kedua telur dijatuhkan dari ketinggian yang sama, maka keduanya akan mengalami perubahan momentum yang sama (Δp sama), akan tetapi waktu kontak antara telur dengan dasar pada gambar 5a lebih sedikit daripada gambar 5b (Δta > Δtb) hal ini mengakibatkan gaya impulsif telur di gambar 5a lebih besar daripada gaya impulsif telur di gambar 5b (Fa < Fb)gaya impulsif inilah sebagai dampak yang dirasakan oleh telur dan menyebabkan telur di gambar 5a menjadi pecah. Fungsi bantal pada gambar 5b pada dasarnya adalah untuk memperlama waktu kontak antara telur dengan dasar, karena semakin lama selang waktu kontak maka gaya impulsifnya akan semakin kecil sehingga telur tidak pecah. Jadi dapat dikatakan bahwa “untuk memperkecil dampak tumbukan yang diterima benda dapat dilakukan dengan memperbesar selang waktu kontak antar bendanya”. Cara seperti ini yang kemudian diterapkan untuk sistem keamanan mobil yakni dengan memberikan bantalan di kemudi atau dashboard agar jika terjadi kecelakaan dampak yang dirasakan pengemudi menjadi lebih kecil.
contoh soal :
Hukum Kekekalan Momentum
Dua orang astronout yang berada di luar angkasa, saling memberikan gaya antara satu dan yang lain seperti yang terlihat pada gambar 6a di bawah ini. Gambar 6. (a) dua astronout saling memberikan gaya antara satu dengan yang lain, (b) diagram gaya antara kedua astronout
(sumber : physics university)
Karena di luar angkasa adalah ruang hampa sehingga tidak ada gaya gravitasi maupun gaya luar lainnya maka sesuai dengan hukum III Newton gaya keduanya dapat digambarkan seperti gambar 6b, dimana FBAadalah gaya orang B kepada orang A dan FAB adalah gaya orang A kepada orang B. Kedua gaya ini sama besar tetapi berlawanan arah, karena interaksi antar kedua astronout ini terjadi dalam waktu yang sama maka impuls pada kedua astronout ini juga sama besar dan berlawanan arah. Secara matematis berdasarkan hukum III newton kita dapat menuliskan
Karena interaksi terjadi dalam waktu yang sama, maka persamaan di atas dapat ditulis
Keterangan :
mA: massa benda A (kg)
mB: massa benda B (kg)
v0A: kecepatan awal benda A (m/s)
v0B: kecepatan awal benda B (m/s)
v’A: kecepatan akhir benda A (m/s)
v’B: kecepatan akhir benda B (m/s)
Persamaan (6) di atas lebih dikenal sebagai hukum kekekalan momentum dimana
“jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, momentum awal sistem sama besarnya dengan momentum akhir sistem”
Ingat:
Kecepatan termasuk besaran vektor sehingga arah perlu diperhatikan dalam menggunakan persamaan 6 diatas.
contoh soal:
Jenis-jenis tumbukan
Tumbukan merupakan fenomena dimana dua benda saling bertabrakan satu sama lain, dalam fisika terdapat tiga jenis tumbukan yakni tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian dan tumbukan tidak lenting sama sekali. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memahami ketiga jenis tumbukan tersebut yakni
· Berlaku atau tidaknya hukum kekekalan momentumSemua jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum yang membedakan adalah penerapannya ketika benda selesai bertumbukan, perlu diperhatikan arah kecepatannya
· Berlaku atau tidaknya hukum kekekalan energi kinetik
Kekekalan energi kinetik menandakan ada atau tidaknya energi yang hilang karena berubah menjadi bentuk yang lain seperti energi panas, energi bunyi, ataupun jenis energi yang lain. Akan tetapi jika berlaku hukum kekekalan energi maka energi total sistem sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama dan tidak ada energi yang berubah menjadi energi yang lain. Secara matematis dapat ditulis
· Nilai koefisien restitusi (e)
Koefisien restitusi menyatakan seberapa “mental” benda setelah bertumbukan yang didapatkan dari perbandingan kecepatan benda sesudah dan sebelum bertumbukan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut
Tumbukan lenting sempurna
Tumbukan lenting sempurna dapat diilustrasikan sebagai berikutPada saat benda mengalami tumbukan lenting sempurna, maka berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi yang artinya tidak ada energi yang hilang dari sebelum tumbukan hingga setelah tumbukan. Berdasarkan hal tersebut maka ketika salah satu benda diam sebelum tumbukan kemudian ditumbuk benda lain maka terjadi perpindahan energi dari benda yang bergerak ke benda yang diam hingga benda kedua bergerak.
Koefisien restitusi untuk tumbukan lenting sempurna adalah maksimal (e = 1). Hal ini mengakibatkan ketika dua benda bermassa sama saling bertumbukan lenting sempurna maka nilai kecepatannya setelah tumbukan akan saling bertukar satu dengan lainnya.
Tumbukan lenting sebagian
Tumbukan lenting sebagian dapat diilustrasikan sebagai berikutSekilas tumbukan sebagian mirip dengan tumbukan lenting sempurna, akan tetapi jika kita perhatikan lebih seksama kedua gambar di atas akan terlihat perbedaannya yakni kecepatan benda A setelah bertumbukan berkurang (perhatikan arah panahnya menjadi lebih pendek). Hal ini menandakan bahwa ketika bertumbukan lenting sebagian ada sebagian energi kinetik awal yang hilang berubah menjadi energi yang lain.
Sebagian energi kinetik yang berubah menjadi bentuk yang lain juga ditunjukkan dengan nilai koefisien restitusinya antara nol sampai satu (0 < e < 1).
Tumbukan tak lenting sama sekali
Tumbukan tak lenting sama sekali dapat diilustrasikan sebagai berikutCiri utama dari tumbukan tak lenting sama sekali adalah setelah bertumbukan kedua benda bergerak menjadi satu sehingga kecepatan kedua benda setelah tumbukan adalah sama. Pada tumbukan tidak lenting sama sekali ada energi kinetik yang hilang setelah bertumbukan (hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku) dan berubah menjadi bentuk energi yang lain. Hal diperkuat dengan nilai koefisien restitusinya sama dengan nol (e = 0) ini terlihat pada benda yang bertumbukan tidak lenting sama sekali tidak akan “mental” setelah bertumbukan
contoh soal:
Susulan post-test "impuls momentum kelas X IPA








































Comments
Post a Comment